Sibuk Berkeluarga (by Pak Cah, Cahyadi Takariawan)

Banyak pasangan suami istri yang setelah menikah menjadi “sibuk berkeluarga”, namun lupa untuk “bersahabat” dengan pasangan.

Setiap hari suami dan istri bertemu, yang dibicarakan hanya soal biaya belanja bulanan, rekening listrik, tagihan telepon dan internet, biaya sekolah anak-anak, biaya perawatan tubuh dan facial, dan seputar hal seperti itu.

Rutinitas kerja dan rutinitas hidup berumah tangga menyebabkan banyak kalangan pasutri kehilangan perhatian terhadap sisi-sisi kenyamanan hubungan hati. Seharusnyalah pasutri itu berelasi sebagai sahabat, yang saling berbagi dalam suka dan duka, saling curhat, saling memberi nasehat, saling meluangkan waktu untuk berduaan dan menikmati kebersamaan.

Bahkan untuk berduaan antara suami dan istri tidak selalu harus dengan canda dan kata-kata. Kadang pasutri menikmati kebersamaan dalam diam yang menghanyutkan, seperti kedalaman ungkapan puisi “Di Restoran” karya Sapardi Djoko Damono berikut ini :

Kita berdua saja, duduk. Aku memesan
ilalang panjang dan bunga rumput
kau entah memesan apa. Aku memesan
batu di tengah sungai terjal yang deras
Kau entah memesan apa. Tapi kita berdua
saja, duduk. Aku memesan rasa sakit
yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
memesan rasa lapar yang asing itu.

Banyak kalangan pasutri yang tidak sempat meluangkan waktu untuk duduk bercengkerama berdua. Walaupun sepertinya “tidak melakukan apa-apa”, namun mereka berdua terikat kuat oleh perasaan dan pikiran yang menyatu.

Sangat disayangkan kebanyakan yang terjadi tidaklah seperti itu. Ketika suami istri ada waktu berduaan, ternyata justru sibuk dengan gadget masing-masing. Mereka memilih lebih memperhatikan orang lain yang jauh, teman kerja, sahabat, kerabat, kenalan baru, dan sebagainya –daripada memperhatikan pasangan yang ada di sampingnya.

Dampaknya, pasangan merasa tidak diperhatikan, tidak diistimewakan, tidak diutamakan, tidak dikhususkan. Hubungan mereka semakin kering, pertemuan di dalam rumah hanya untuk memenuhi kewajiban hidup berumah tangga saja.

Maka, milikilah waktu istimiewa, perhatian istimewa, perlakuan istimewa untuk pasangan anda. Jadikan pasangan sebagai sahabat istimewa dalam kehidupan anda.

Leave a comment